Life Cycle Assessment Penilaian
Daur Hidup Botol PET (Polyethylena
Terephtalate) Pada Poduk Minuman
Life Cycle Assessment (LCA) Of
PET (Polyethylena
Terephtalate) Bootles For
Drinking Product
PENDAHULUAN
Peningkatan populasi masyarakat
akan meningkatkan konsumsi berbagai jenis makanan dan
minuman yang akan diikuti dengan
peningkatan limbah bahan kemasan yang menyertainya. Produk
minuman yang dikonsumsi utama
adalah air, minuman jus, teh, dan susu. Bahan kemasan
minuman relatif memililki umur
yang pendek, dimana jumlah limbah kemasan produk minuman sebanding
dengan penjualan produk minuman tersebut. Kemasan produk minuman yang
digunakan terutama plastik (PET, PP dan PE) dan gelas. Bahan kemasan
polyethylena terephtalate (PET) adalah suatu resin polimer plastik
termoplastis dari kelompok poliester. PET banyak diproduksi dalam
industri kimia dan digunakan dalam serat sintetis, botol minuman dan
wadah.
LATAR BELAKANG
Penggunaan kemasan PET dalam
produk minum telah meningkat dan bergeser kemasan gelas,
sehingga perlu untuk mempelajari
siklus hidup kemasan PET. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
kehidupan,siklus botol PET pada produk minuman teh. Penilaian siklus
kehidupan ini meliputi produksi, proses, persediaan, dampak
lingkungan, dan analisis biaya. Siklus hidup botol PET di Indonesia
tidak lengkap. Hubungan antara produsen botol PET, minum produsen,
dan daur ulang limbah, yang searah. Daur ulang limbah PET digunakan
untuk produk-produk lain. Berdasarkan analisis persediaan, botol PET
600ml adalah 28g nedeed resin / botol dan energi. PET produksi
kemasan masih menghasilkan produk cacat yang tinggi. Penilaian dampak
lingkungan dari PET produksi botol menunjukkan bahwa udara ambien
kualitas, kebisingan dan air limbah yang masih baik. Dampak dari PET
botol tanaman menghasilkan potensi pemanasan global, mengurangi
lapisan ozon dan hujan asam. Analisis biaya menggambarkan bahwa harga
jual botol PET adalah setengah harga dari botol kaca, sedangkan harga
kotor yang PET flake adalah tiga kali lebih tinggi dari cullet.
Meskipun kemasan PET dianggap lebih praktis, murah dan hemat, tapi
daur ulang kemasan PET belum banyak dimanfaatkan.
CARA PENELITIAN
Penelitian LCA pada industri
minuman, pada umumnya adalah pembandingan beberapa jenis bahan
kemasan, terutama penggunaan kemasan botol sekali pakai, dan di isi
ulang. Penelitian LCA kemasan PET dilakukan pada perusahaan minuman
teh di Jawa Barat dan Jawa Timur. Tahapan penelitian terdiri dari
pengamatan di lapangan, studi pustaka, dan pengolahan data LCA.
Pengamatan lapang dilakukan terhadap pabrik kemasan botol PET, pabrik
minuman teh, jaringan daur-ulang kemasan PET di beberapa perusahaan
dan unit usaha di Provinsi Banten, DKI, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data yang digunakan meliputi: (i) proses produksi dan
daurulang botol PET; (ii) kebutuhan bahan baku dan energi; (iii)
pencemaran udara (CO2, NOX, SOX dan debu); (iv) pencemaran air (COD
dan BOD); dan (v) kebutuhan biaya. Pengolahan data LCA dilakukan
dengan mengacu pada ISO 14040 dan analisis dampak lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasi penelitian tersebut
hasilnya yaitu, dapat mengetahui perbandingan kategori dampak
potensial pemanasan global (GWP), potensial pencemaran udara,
potensi eutrofikasi (EP), penggunaan energi (EN), daur-ulang limbah
PET, dan analisis biaya. Dan juga mengetahui bahwa Siklus hidup
kemasan botol PET tersusun dari tiga kegiatan yaitu pabrik kemasan
botol PET, pabrik minuman teh (pengguna), dan jaringan daur-ulang
kemasan PET.
EVALUASI DAMPAK LINGKUNGAN
hidup kemasan PET
meliputi cemaran komponen fisik kimia (limbah udara, debu,
kebisingan, limbah padat dan cair limbah) dan komponen ekonomi.
Komponen Fisik Kimia
Pada proses produksi kemasan
botol PET, limbah yang dihasilkan dikelompokkan menjadi empat jenis,
yaitu limbah padat, gas, debu, dan kebisingan. Pada proses produksi
botol PET, dihasilkan debu akibat adanya pergerakan kendaraan
pengangkut bahan baku, alat transportasi, dan penggunaan mesin
produksi. Pencegahan penyebaran partikel debu dapat dilakukan
pencegahan mulai dari sumber pencemar, sebelum tersebar ke dalam
ruangan atau lingkungan luar. Secara umum peralatan pengelolaan debu
terdiri dari settling chambers, inertial separators, impingement
separators, wet scrubbers, fabric filters, dan electrostatic
precipitator (Corbitt, 2004). Sistem pengolahan debu dalam ruang,
yang dilakukan perusahaan adalah menggunakan exhause fan. Penggunaan
exhause fan bertujuan untuk mengalirkan udara dalam ruangan ke luar
ruangan, dimana cemaran gas, panas dan debu-debu halus yang terdapat
dalam ruangan, akan terhisap dan terdorong ke udara bebas. Perusahaan
kemasan botol PET melakukan pengelolaan lingkungan dengan cara
penanaman pohon pelindung dan penghijauan di halaman dan sekeliling
pabrik, sehingga diharapkan cemaran gas dan debu dapat diserap oleh
tanaman tersebut. Selain penggunaan exhause fan, sebaiknya
pengelolaan debu menggunakan peralatan seperti di atas untuk mengolah
debu tersebut, sehingga tidak mencemari lingkungan atau menurunkan
kesehatan pekerja dan masyarakat.
Komponen Sosial dan Ekonomi
Pada tahap proses produksi
kemasan botol PET, diprakirakan dapat menciptakan kesempatan kerja
bagi masyarakat lokal sehingga dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Walaupun peningkatan pendapatan masyarakat melalui
penyerapan atau penerimaan tenaga kerja tidak besar, namun
diprakirakan dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dan
mendorong terciptanya peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Siklus
hidup kemasan botol PET lebih banyak melibatkan pekerja dibandingkan
dengan kemasan botol gelas, hal tersebut menyebabkan semakin
meningkatnya kesejahteraan masyarakat akibat adanya proses daurulang
kemasan botol PET. Identifikasi dampak lingkungan kegiatan perusahaan
dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Identifikasi
dampak lingkungan perusahaan kemasan botol PET terhadap
komponensosial dan ekonomi, tidak tersedia cukup data secara
kuantitif, sehingga sulit dilakukan pengukuran dampaknya. Kegiatan
proses produksi kemasan botol PET dan proses daur-ulang kemasan botol
PET bekas, memerlukan tenaga kerja dan kesempatan berusaha bagi
masyarakat. Secara kualitatif, besarnya penyerapan tenaga kerja dan
kesempatan berusaha akan memberikan dampak positif terhadap komponen
ekonomi.
Biaya Produksi
Pada proses penanganan limbah
kemasan, biaya yang dibutuhkan untuk menangani limbah kemasan
botol PET jauh lebih besar
dibandingkan botol gelas, hal ini dikarenakan banyaknya tahapan yang
dibutuhkan untuk menangani limbah
botol PET. Tetapi harga jual limbah kemasan botol PET jauh
lebih tinggi dibandingkan kemasan
botol gelas, sedangkan limbah botol gelas, hal tersebut dikarenakan
kualitas limbah kemasan botol PET lebih baik dibandingkan botol
gelas.
KESIMPULAN
Siklus hidup kemasan botol PET di
Indonesia terdiri atas tiga kelompok yaitu : produsen kemasan botol
PET, pabrik pengguna kemasan (perusahan minuman teh), jaringan
daur-ulang kemasan botol PET untuk bahan baku industri plastik lain.
Kondisi saat ini, ketiga kelompok tersebut bersifat searah dan belum
menjadi siklus yang utuh. Analsis dampak lingkungan dari siklus
produksi kemasan PET menghasilkan cemaran udara, kebisingan dan air
limbah yang masih baik. Secara umum, kegiatan tersebut berdampak
negatif, tetapi tidak membahayakan lingkungan. Kegiatan siklus
kemasan PET berpotensi menimbulkan pemanasan global, penipisan
lapisan ozon, dan hujan asam. Analisis biaya produksi berkaitan
dengan penggunaan jumlah bahan baku dan energi, sehingga menentuan
harga jual produk. Harga jual kemasan botol PET adalah setengah dari
harga jual botol gelas, sedangkan harga jual limbah serpihan PET tiga
kali lebih tinggi dari pada pecahan gelas. Kemasan PET lebih praktis,
murah dan hemat tetapi sulit didaur-ulang, sehingga kurang ramah
lingkungan. Beberapa data penelitian Life Cycle Assessment (LCA)
kemasan botol PET masih secara kualitatif, khususnya analisis dampak
lingkungan. Kajian analisis dampak lingkungan fisik, kimia, biologi
dan sosial-ekonomi perlu dilakukan untuk melihat lebih jauh dampak
lingkungan dari LCA kemasan botol PET.
SUMBER :
Mohamad Yani1)*, Endang Warsiki
2)*, dan Noviana Wulandari3)*
1) Laboratorium Teknik dan
Manajemen Lingkungan, 2,3) Laboratorium Pengemasan dan Transportasi,
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Kampus
IPB Darmaga, Kotak Pos 220, Bogor 16680, Indonesia.
“Life Cycle Assessment
Penilaian Daur Hidup Botol PET (Polyethylena Terephtalate) Pada
Poduk Minuman
Life Cycle Assessment (LCA) Of
PET (Polyethylena Terephtalate) Bootles For Drinking Product”
Email
: f226yani@gmail.com,
moh.yani@ipb.ac.id, endangwarsiki@gmail.com, noviana_w@yahoo.com